Software Psikotes Skoring Psikologi

AFI Kurangi Membolos Kerja

<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6OqsG6ktR0FikMYjPvo9GcRVQoitKYSlnD_93860raCEKfQ51jtw_6KyHxRlmm5eAToh2_nbl_psu_ekY0QuIT1M6ADG3Mbrp4W6gVlXxQozeJPq8sMBekWPQaiV30aTOoGBaho0IDuC6/s1600/images+%252814%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="178" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6OqsG6ktR0FikMYjPvo9GcRVQoitKYSlnD_93860raCEKfQ51jtw_6KyHxRlmm5eAToh2_nbl_psu_ekY0QuIT1M6ADG3Mbrp4W6gVlXxQozeJPq8sMBekWPQaiV30aTOoGBaho0IDuC6/s200/images+%252814%2529.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 16.890625px;"><b>Perilaku membolos kerja </b>merupakan sebuah problem serius yang terjadi dalam <a href="http://id.wikipedia.org/" target="_blank">organisasi</a> (Goodman & Atkin, 1984), sementara beberapa penulis telah mengkritik kegagalan dari penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan metode yang dapat mengurangi<b> perilaku membolos kerja</b> tersebut (Dalton & Mesch, 1991).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 16.890625px;"><br /></span></div><span style="background-color: white;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 16.890625px;">Salah satu penelitian yang menarik untuk mengurangi <a href="http://www.softwarepsikotest.blogspot.com/" target="_blank">perilaku membolos kerja</a> ini adalah metode pelatihan manajemen diri untuk meningkatkan kehadiran dalam kerja (Frayne & Latham, 1987; Latham & Frayne, 1989). Meskipun tingkat efektivitas metode ini cukup baik (menurut hasil yang sudah ada), di sisi lain ternyata metode ini membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit, sehingga beberapa peneliti mencoba melakukan metode yang lain melalui sejumlah penelitian.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 16.890625px;"><br /></span></div><span style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 16.890625px;"><div style="text-align: justify;">Dalam penelitian ini, Gaudine & Saks (1996) mencoba menerapkan metode <em>Absenteeism Feedback Intervention</em> (AFI) untuk mengurangi perilaku membolos kerja. Cara yang dipakai adalah memberikan <em>feedback</em> kepada pekerja yang menjadi sampel. Sampel pekerja diambil dari sebuah klinik dan dibagi menjadi beberapa kelompok sampel (lebih jelasnya ada dalam jurnal).</div><div style="text-align: justify;"><em><br /></em></div><div style="text-align: justify;"><em>Feedback</em> yang diberikan berupa surat yang berisi laporan seberapa banyak mereka membolos kerja dalam satu periode sampel (periode sampel adalah rentang waktu saat presensi mereka dicatat). Pemberian surat ini dilakukan 3 kali, yaitu : awal Januari 1996, awal Mei 1996, dan awal September 1996. Perlu diketahui, bahwa pemberian surat ini tidak disertai ancaman atau hukuman bagi mereka yang membolos, namun hanya sekedar catatan/rekaman presensi mereka selama bekerja agar mereka mengetahui seberapa sering mereka membolos.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><span style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 16.890625px;"><div style="text-align: justify;">Sampel pekerja yang diambil merupakan gabungan dari pekerja yang rajin dan pekerja yang kerap membolos. Surat dikirimkan kepada semua pekerja, kemudian keesokan harinya setelah pekerja menerima surat pertama, muncul reaksi dari para pekerja yang rajin. Mereka dengan bangga menunjukkan surat tersebut kepada rekan kerjanya, sementara para pekerja yang kerap membolos berperilaku seolah-olah mereka tidak pernah menerima surat semacam itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><span style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 16.890625px;"><div style="text-align: justify;">Di akhir periode ketiga, setelah surat ketiga diberikan, data-data yang ada dianalisis menggunakan ANCOVA, dan didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa perilaku membolos para pekerja mengalami pengurangan/penurunan yang signifikan sesudah surat kedua diberikan (jadi saat pemberian surat ketiga, perilaku membolos para pekerja sudah berkurang).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><span style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 16.890625px;"><div style="text-align: justify;">Kesimpulan yang bisa diambil, intervensi yang dilakukan peneliti ternyata dapat mengurangi <b>perilaku membolos </b>para pekerja tanpa menggunakan efek jera yang berlebihan, sehingga tidak timbul reaksi yang ekstrim dari pekerja yang menjadi sampel.</div></span></span>

Perilaku membolos kerja merupakan sebuah problem serius yang terjadi dalam organisasi (Goodman & Atkin, 1984), sementara beberapa penul...

Baca selengkapnya »

Dilema Penggunaan Skala Psikologi Dalam Seleksi Karyawan

<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6OqsG6ktR0FikMYjPvo9GcRVQoitKYSlnD_93860raCEKfQ51jtw_6KyHxRlmm5eAToh2_nbl_psu_ekY0QuIT1M6ADG3Mbrp4W6gVlXxQozeJPq8sMBekWPQaiV30aTOoGBaho0IDuC6/s1600/images+%252814%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="178" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6OqsG6ktR0FikMYjPvo9GcRVQoitKYSlnD_93860raCEKfQ51jtw_6KyHxRlmm5eAToh2_nbl_psu_ekY0QuIT1M6ADG3Mbrp4W6gVlXxQozeJPq8sMBekWPQaiV30aTOoGBaho0IDuC6/s200/images+%252814%2529.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 16.890625px;">Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa <a href="http://www.id.wikipedia.org/" target="_blank">kepribadian </a>menjadi prediktor yang kuat terhadap performansi kerja individu. Peranan kepribadian individu pada banyak penelitian cukup dominan dalam mendukung performansi kinerja, selain kompetensi dan abilitas kogniitif. <a href="http://www.softwarepsikotest.blogspot.com/" target="_blank">Kepribadian</a> tersebut diukur dengan menggunakan berbagai jenis instrumen pengukuran. Salah satu jenis yang banyak dikembangkan oleh peneliti adalah pengukuran kepribadian atau skala <a href="http://www.id.wikipedia.org/" target="_blank">psikologi</a> dengan menggunakan self-report. </span></div><span style="background-color: white;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 16.890625px;"><br /></span></div><span style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 16.890625px;"><div style="text-align: justify;">Meski banyak <b>pengukuran kepribadian</b> menggunakan self report banyak dikembangkan namun penggunannya secara praktis masih minim. Banyak praktisi yang tidak memanfaatkan jenis pengukuran ini dengan alasan instrumen tersebut mudah ditipu. Karena tahu bagaimana mendapatkan skor yang tinggi, maka responden dapat dengan mudah memberikan tanggapan distortif yang tidak sesuai dengan kondisi senyatanya.</div></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 16.890625px;"><br /></span></div><span style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 16.890625px;"><div style="text-align: justify;">Berikut ini beberapa upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan fungsi skala psikologi dalam konteks seleksi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></span></span><br /><ul class="bbc_list" style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: small; line-height: 16.890625px; list-style-type: decimal; margin-bottom: 0px; margin-top: 0px;"><li style="text-align: justify;"><span style="background-color: white;">Menggunakan butir yang objektif dan mudah diverifikasi (verifiable), baik melalui biodata atau wawancara.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="background-color: white;">Melibatkan butir yang ambigu atau tidak terkait dengan bidang pekerjaan.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="background-color: white;">Memberikan peringatan (caution) bahwa memberikan informasi yang tidak benar akan dikeluarkan dalam proses perekrutan.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="background-color: white;">Menggunakan butir yang menekankan pada situasi nyata yang dihadapi dalam pekerjaan (situational judgement).</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="background-color: white;">Menggunakan butir yang bisa mendeteksi respon distortif (e.g. integrity scale, social desirability scale, etc)</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="background-color: white;">Menggunakan item keyed scoring, yaitu penyekoran tidak harus pola kontinum 1,2,3,4, akan tetapi bisa jadi 1,3,4,2. Kadang pada situasi tertentu respons netral memiliki skor lebih tinggi dibanding ‘sesuai’ atau ‘tidak sesuai’.</span></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 16.890625px;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 16.890625px;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa kepribadian menjadi prediktor yang kuat terhadap performansi kerja individu. Peranan kepribadian...

Baca selengkapnya »

Mengukur Kepribadian

Label: kepribadian, psikologi, psikologi kepribadian

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6I0yIrz1FcUhUGGb1s6oQMco5YeRribfdCZ3Yayphq5p9zYLA0u40fw_S6ftWW4z3LvmbvVopHQ7ysy5W_oESR9K2Uky5vCCGJbcaToC9eDfMe7aA1fb5MLI7ikTfwBEtMkLOH7Q-6vDH/s1600/images+(14).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6I0yIrz1FcUhUGGb1s6oQMco5YeRribfdCZ3Yayphq5p9zYLA0u40fw_S6ftWW4z3LvmbvVopHQ7ysy5W_oESR9K2Uky5vCCGJbcaToC9eDfMe7aA1fb5MLI7ikTfwBEtMkLOH7Q-6vDH/s1600/images+(14).jpg" /></a></div>Melakukan pengkuran terhadap <a href="http://www.id.wikipedia.org/" target="_blank">kepribadian</a> seseorang bertujuan mengetahui corak<b> kepribadian </b>secara pasti dan terinci. Dengan mengetahui corak atau tipe kepribadian seseorang berarti pengenalan kita terhadap dirinya menjadi lebih sempurna. Sehingga proses pendidikan dapat disesuaikan dan lebih lancar.<br /><br />Cara menyelidiki <a href="http://www.softwarepsikotest.blogspot.com/" target="_blank">kepribadian </a>banyak macamnya :<br /><br /><ol><li>Observasi </li><li>Interview</li><li>Inventory</li><li>Teknik Proyektif</li><li>Biografi</li><li>Catatan Harian</li></ol><div>Aspek kepribadian </div><div>Ahli <a href="http://www.id.wikipedia.org/" target="_blank">psikologi</a> memberi penekanan bahwa yang dipelajari oleh ahli psikologi bukanlah jiwa, tapi tingkah laku manusia. Baik perilaku yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.</div><div>Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga aspek atau fungsi :</div><div><ul><li>Apsek Kognitif</li><li>Aspek Afektif</li><li>Aspek Motrik</li></ul></div>

Melakukan pengkuran terhadap kepribadian seseorang bertujuan mengetahui corak kepribadian secara pasti dan terinci. Dengan mengetahui cora...

Baca selengkapnya »

Software untuk Psikotes

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgw3E5L0EgJjQKaLqlZNAN10F7LXBh6roWg_YhVvPmmjti-BaBqd1iahxDStG9fPV-uLohiJa3UwOMsgG0VqR3CmOSKTQ8LQT2aH5Y1c5Nm4fkX9OYLQA6Ee3anz4ApIAwqwpkSgVcZIePe/s1600/jjjj.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgw3E5L0EgJjQKaLqlZNAN10F7LXBh6roWg_YhVvPmmjti-BaBqd1iahxDStG9fPV-uLohiJa3UwOMsgG0VqR3CmOSKTQ8LQT2aH5Y1c5Nm4fkX9OYLQA6Ee3anz4ApIAwqwpkSgVcZIePe/s1600/jjjj.jpg" /></a></div>
Software untuk Psikotes. Software skoring psikotes berbentuk program Excell. <span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">Otomatis SKORING, GRAFIK, ANALISIS. UNLIMITED. NO INSTALL. MULTI USER. </span><i style="color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">Software</i><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;"> </span><span style="color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">tes psikologi memudahkan anda dalam proses skoring psikotes. Tidak perlu menggunakan cara lama dengan manual. Sekali input jawaban testee, otomatis skoring, grafik, analisa tersaji. </span><br />
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<b>Software</b> psikotes yang kami kembangkan ini berupa program excell. Sangat sederhana dan tidak membutuhkan proses instalasi yang begitu rumit. Anda cukup menginput data hasil tes <b>psikotes</b>klien, software psikotes akan bekerja secara otomatis.</div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
Anda juga tidak perlu khawatir. Banyak pertanyaan yang menanyakan lewat sms kepada saya, apakah <b>software psikotes</b> ini hanya di pakai sekali. Saya jawab dengan tegas, bahwa software ini unlimited. Alias bisa anda pakai sepuasnya. Kecuali terjadi error atau terkena virus.</div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
Apa yang menjadi kelebihan dari software ini? Tidak bany<a href="http://www.blogger.com/" style="color: #0ca342; text-decoration: none;"><span id="goog_2067275773"></span>a<span id="goog_2067275774"></span></a>k, tetapi software ini akan sangat membantu anda mengerjakan koreksi psikotes. Jika biasanya anda mengerjakan secara manual, menskoring lalu memasukkan ke dalam norma, dengan software ini anda tidak perlu bersusah payah. Sekali input data, kerjaan anda menjadi sangat ringan.</div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
Software psikotes kami bisa anda gunakan ke puluhan PC/Laptop. Tidak perlu di install. Unlimited penggunaannya. Ada hasil skoring dan analisa otomatis. Software dikirim via email. Jika anda membutuhkan mendadak, anda tidak perlu bingung. Jika menghendaki di buat file CD, kami bisa kirimkan berikut INVOICE-nya.</div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
Tersedia <b>software psikotes</b> sebagai berikut : <a href="http://tesdisc.blogspot.com/" style="color: #0ca342; text-decoration: none;" target="_blank">DISC</a>, <a href="http://tes-mmpi.blogspot.com/" style="color: #0ca342; text-decoration: none;" target="_blank">MMPI</a>, KUDER, DAT, PAPI KOSTICK, MBTI, RMIB, KRAEPELIN, CFIT, IST, EPPS, <b><a href="http://tespsikogram.blogspot.com/" style="color: #0ca342; text-decoration: none;" target="_blank">PSIKOGRAM</a></b>, DLL</div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
KONTAK KAMI DI </div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
Wahyu </div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
Telepon : 081328998215 </div>

Software untuk Psikotes. Software skoring psikotes berbentuk program Excell. Otomatis SKORING, GRAFIK, ANALISIS. UNLIMITED. NO INSTALL. M...

Baca selengkapnya »

Cara Skoring Psikotes (tes Psikologi)

Cara skoring tes psikotes . Alat skoring psikotes ini kami kembangkan sebagai jawaban atas kebutuhan para psikolog atau HRD yang haru...

Baca selengkapnya »

Tes Grafis Bukan Lomba Menggambar

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh13RbKCTAKsjH5k-I7F55jAk19ERFJOrx-XmQSZYD8v2d_VMU5vH-Ajqijt269g7jntDZdn3OeoOXNQwS_K8aIbgnGOfHcWzhJakOHgo_KXfTmKje0XBZVqo2WwkewkayPSNwKQIbirCtz/s1600/download+%25288%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh13RbKCTAKsjH5k-I7F55jAk19ERFJOrx-XmQSZYD8v2d_VMU5vH-Ajqijt269g7jntDZdn3OeoOXNQwS_K8aIbgnGOfHcWzhJakOHgo_KXfTmKje0XBZVqo2WwkewkayPSNwKQIbirCtz/s1600/download+%25288%2529.jpg" /></a></div><div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">“<em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Aku sering banget gagal psikotes. Apa karena aku nggak bisa menggambar ya?”</em></div><div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Kalau dalam psikotes aku diminta menggambar, sebaiknya gambarku seperti apa ya?”</em></div><div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></em>Dua pertanyaan di atas sering disampaikan oleh orang-orang yang pernah atau akan melaksanakan psikotes. Sesi psikotes umumnya terdiri dari tiga tipe tes, yaitu: tes intelijensi umum, tes kepribadian, dan tes grafis. Nah, tes grafis ini termasuk yang cukup ‘ditakuti’ oleh peserta psikotes, apalagi mereka yang merasa tidak mahir menggambar.</div><div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Hal yang perlu Anda ketahui adalah: <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">kemampuan menggambar tidak berpengaruh besar</strong> dalam penilaian tes grafis. Untuk Anda yang merasa tak pandai menggambar, tak usah khawatir. Tapi, bukan berarti Anda bisa menggambar sekenanya. Seorang teman saya bahkan ada yang berpendapat kalau tes grafis itu hanya formalitas belaka. Entah dari mana dia mendapatkan pemikiran seperti itu. Yang jelas, tes grafis merupakan salah satu komponen penting dalam rangkaian psikotes.</div><div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Gambar merupakan <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">refleksi kepribadian manusia</strong>. Prinsip ini menjadi dasar dalam tes grafis. Tapi tunggu dulu, bukankah tulisan juga merefleksikan karekteristik manusia? Benar, tapi gambar cenderung <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">lebih bebas manipulasi</strong> dan gambar juga <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">memiliki lebih banyak simbol daripada tulisan</strong>. Simbol inilah yang menjadi dasar penilaian tes grafis. Jadi, tes grafis menekankan pada detail sebuah gambar, termasuk bagaimana tarikan dan ketebalan garis yang Anda buat.</div><div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Berdasarkan pengalaman saya ketika memberikan instruksi tes grafis, beberapa peserta sibuk dengan kertas yang dipegangnya dan tak memerhatikan instruktur tes. Padahal, fase ini krusial karena banyak detail instruksi yang harus dipahami oleh peserta tes. Kemudian, banyak peserta tes yang <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">berpikir terlalu lama untuk menggambar</strong>. Ingat, tes ini tidak menilai kemampuan menggambar Anda, Jadi <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">gambarlah apa yang terlintas dalam pikiran, saat itu juga</strong>. Gambar saja sebisa Anda. Semakin spontan Anda menggambar, maka akan semakin baik hasilnya. Ibaratnya orang menulis, tulis saja apa yang terlintas dalam pikiran Anda. Biarkan editor yang mengeditnya. Dalam kasus tes grafis, biarkan psikolog yang memahaminya.</div><div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Jika Anda sering mengikuti psikotes dan cukup jeli mengamati ruangan tes, umumnya ruangan psikotes bersih dari foto ataupun gambar di tembok. Kenapa? Ini adalah tindakan preventif agar peserta tes tidak menjadikan gambar/foto tersebut sebagai inspirasi ketika menggambar. Asumsinya, semakin bersih ruangan dari gambar/foto, semakin orisinal gambar yang dihasilkan oleh peserta tes.</div><div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Saya juga pernah mendapati peserta tes yang bingung dan melirik gambar peserta tes di sebelahnya. Yakinlah, usaha itu sama sekali tidak ada gunanya. Malah hanya akan menghabiskan waktu saja. Kembali pada prinsip awal, gambarlah bentuk yang Anda pikirkan (tentunya sesuai dengan instruksi pemberi tes), apakah itu gambar pohon atau gambar manusia.</div><div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Hasil tes grafis biasanya digunakan oleh psikolog sebagai pembanding dalam tahap wawancara. Tipe kepribadian, motivasi, cara berpikir, dan gaya bersosialisasi adalah beberapa hal yang bisa dilihat melalui tes grafis. Pola ini akan semakin terungkap dalam sesi wawancara. Psikolog akan mengungkap makna di balik gambar/simbol yang Anda goreskan. Semakin kompleks gambar yang Anda buat, akan semakin banyak pula hal yang diungkap dalam diri Anda.</div><div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Sebenarnya, habitat asli tes grafis adalah dunia psikologi klinis dan biasa digunakan untuk mendeteksi masalah kejiwaan. Dalam dunia industri dan organisasi, tes grafis biasanya digunakan secara praktis untuk menyesuaikan karakter peserta tes dengan budaya organisasi. Jadi, jika Anda sering gagal dalam psikotes/tes grafis, jangan buru-buru berpikir Anda mengalami masalah kejiwaan. Bisa jadi karakter Anda <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">memang tidak cocok dengan budaya perusahaan</strong>. Mungkin Anda termasuk orang yang <em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">high achiever, </em>tapi perusahaan yang Anda lamar adalah perusahaan kecil dan tidak terlalu <em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">profit oriented</em>. Atau sebaliknya, karakter Anda terlalu pasif, padahal perusahaan menginginkan orang yang mandiri dan penuh inisiatif.</div><div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Oya, sebaiknya cukupkan waktu istirahat sehari sebelum mengikuti psikotes. Tidak perlu memaksakan diri mempelajari isi buku pedoman psikotes yang sekarang memang banyak di jual di toko buku. Pastikan tubuh Anda segar di hari psikotes, supaya bisa memahami instruksi dengan tepat dan menampilkan karakter diri Anda yang sesungguhnya.</div>

“ Aku sering banget gagal psikotes. Apa karena aku nggak bisa menggambar ya?” “Kalau dalam psikotes aku diminta menggambar, sebaiknya gambar...

Baca selengkapnya »